![]() |
Foto: (Chan) |
MEDIAWARTA.NET, BANJARBARU -Direktorat Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Kalsel mengamankan ratusan tabung gas elpiji tiga kilogram dari pangkalan gas elpiji tiga kilogram asal Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut.
Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Pol Rusyanto Yudha mengatakan, ratusan gas elpiji tiga kilogram ini diamankan karena dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Saat ini kita belum menentukan ada berapa tersangkanya karena belum melakukan gelar perkara," ungkapnya.
Usai mendapatkan tangkapan ini, Polda Kalsel langsung menggelar press release yang dilaksanakan Mapolda Kalsel, Kamis (13/3/2025).
Irjen Pol Rusyanto Yudha mengatakan, pihaknya mengamankan sebanyak 125 tabung elpiji 3 kilogram kosongan dan 54 tabung elpiji 3 kilogram yang masih berisi.
"Pangkalan ini menjual barang bersubsidi di atas HET dan itu melanggar aturan," katanya.
Pangkalan Ardedim yang beralamat di Jalan Karang Jawa ini menjual gas elpiji tiga kilogram dengan harga Rp 22 ribu per tabungnya.
Padahal, harga eceran tertinggi di wilayah Pelaihari hanya Rp 19 ribu saja berdasarkan SK Bupati Tanahlaut Nomor: 188.45/197-KUM/2017
Bagaimana nasib pangkalan ini ke depannya? Sales Area Manager Kalsel PT Pertamina, Patra Niaga Bondan Tri Wibowo mengatakan, pihaknya menunggu hasil gelar perkara Polda Kalsel terlebih dahulu.
"Kita akan melihat hasil gelar perkara dahulu untuk menentukan tingkat kesalahannya," ujar Bondan.
Sanksi yang bisa diberikan terhadap pangkalan di antaranya teguran, skorsing hingga pemutusan hubungan usaha (PHU).
Tak hanya gas elpiji tiga kilogaram, Polda Kalsel juga mengamankan 2,5 ton bio solar ilegal di dua tempat yang berbeda yakni Tanahlaut dan Tabalong.
Tak hanya gas elpiji tiga kilogram, Polda Kalsel juga amankan 2,5 ton hio solar ilegal di dua tempat yang berbeda yakni Tanahlaut dan Tabalong, Kamis, (13/03/2025).
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Direktorat Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Kalsel mengamankan ratusan tabung gas elpiji tiga kilogram dari pangkalan gas elpiji tiga kilogram asal Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut.
Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Pol Rusyanto Yudha mengatakan, ratusan gas elpiji tiga kilogram ini diamankan karena dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Saat ini kita belum menentukan ada berapa tersangkanya karena belum melakukan gelar perkara," ungkapnya.
Usai mendapatkan tangkapan ini, Polda Kalsel langsung menggelar press release yang dilaksanakan Mapolda Kalsel, Kamis (13/3/2025).
Irjen Pol Rusyanto Yudha mengatakan, pihaknya mengamankan sebanyak 125 tabung elpiji 3 kilogram kosongan dan 54 tabung elpiji 3 kilogram yang masih berisi.
"Pangkalan ini menjual barang bersubsidi di atas HET dan itu melanggar aturan," katanya.
Baca juga: Buka Puasa Bersama Insan Pers, Kapolda Kalsel : Polri dan Media Punya Peran Krusial Membangun Daerah
Pangkalan Ardedim yang beralamat di Jalan Karang Jawa ini menjual gas elpiji tiga kilogram dengan harga Rp 22 ribu per tabungnya.
Padahal, harga eceran tertinggi di wilayah Pelaihari hanya Rp 19 ribu saja berdasarkan SK Bupati Tanahlaut Nomor: 188.45/197-KUM/2017.
Berita Terkait
Bagaimana nasib pangkalan ini ke depannya? Sales Area Manager Kalsel PT Pertamina, Patra Niaga Bondan Tri Wibowo mengatakan, pihaknya menunggu hasil gelar perkara Polda Kalsel terlebih dahulu.
"Kita akan melihat hasil gelar perkara dahulu untuk menentukan tingkat kesalahannya," ujar Bondan.
Sanksi yang bisa diberikan terhadap pangkalan di antaranya teguran, skorsing hingga pemutusan hubungan usaha (PHU).
Amankan 2,5 Ton Bio Solar Ilegal Tak hanya gas elpiji tiga kilogaram, Polda Kalsel juga mengamankan 2,5 ton bio solar ilegal di dua tempat yang berbeda yakni Tanahlaut dan Tabalong.
Hal itu diungkapkan Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Mapolda Kalsel, Kamis (13/3/2025).
"Total pelaku yang diamankan dalam kasus ini sebanyak lima orang," ujarnya.
Irjen Pol Yudha mengatakan, pelaku mengangkut bio solar ilegal ini menggunakan truk dan mobil yang modifikasi khusus.
"Jadi, konferensi pers hari ini barang bukti yang bisa kita saksikan berupa solar, gas elpiji dan alat-alat transportasi yang digunakan oleh para pelaku," jelasnya.
REDAKSI