Woter Boiler Rs Ansal Tidak Berfungsi, Membuat Keluarga Pasien Beli Diluar Dengan Harga 25 Per Termos

test

Woter Boiler Rs Ansal Tidak Berfungsi, Membuat Keluarga Pasien Beli Diluar Dengan Harga 25 Per Termos

Albar
Senin, 19 September 2022

 

Woter Boiler Tidak berfungsi


MEDIAWARTA.NET, BANJARMASIN - Sebagai rumah sakit yang berada dibawah naungan pemerintah provinsi daerah Banjarmasin, RS H.M Ansari Saleh menjadi salah satu rumah sakit yang diandalkan masyarakat kota Banjarmasin. Oleh karena itu pemerintah sudah seharusnya untuk memelihara, serta memperhatikan fasilitas dan layanan dari rumah sakit. (19/9/2022).


Karna rumah sakit akses vital bagi penunjang pelayanan namun Sayangnya,hal ini berbanding terbalik dengan kondisi yang kini dihadapi pasien RS H.M Ansari Saleh. 




Water boiler, alat yang diandalkan dalam memenuhi kebutuhan air panas, yang menjadi salah satu fasilitas rumah sakit , rusak. Kerusakan pada mesin water boiler inipun sudah berlangsung lama. 


Menurut salah satu karyawan rumah sakit, water boiler ini rusak sudah sekitar satu tahun lebih. 


" Water boiler ini rusak sudah lama, sekitar satu tahun lebih " ucap Nani salah satu karyawan divisi instalasi gizi. 


Dengan rusaknya alat water boiler ini, pihak rumah sakit mengganti sarana tersebut dengan menyediakan satu dispenser kecil air panas yang berlokasi jauh dari bangsal-bangsal pasien, hal ini membuat pasien harus menempuh waktu dan jarak yang jauh karena pihak rumah sakit hanya menyediakan satu dispenser air panas di satu titik lokasi. 


Ketersediaan air panas inipun mempunyai jadwal dan jam tertentu untuk pengambilannya. 


" Jaraknya terlalu jauh, dan saya pernah sampai ngantri untuk ngambil air panasnya " ujar Noor, salah satu keluarga pasien. 


"Dari pada saya mengantri panjang lebih baik saya beli di warung sebrang Rs Ansal walau harganya satu termos 25 ribu" tambahnya



Saat dikonfirmasi mengenai hal ini kepada pihak rumah sakit yang terkait, anehnya ada perbedaan informasi yang didapat. 


Pihak rumah sakit bagian gizi , Ibu Fitria menyebutkan bahwa beliau sudah mendapatkan informasi dari IPS ( Instalasi Pra Sarana ) alat water boiler ini sudah baik, namun belum diuji coba. 


Namun, hal berbeda disampaikan pihak perwakilan humas rumah sakit,Ibu Muthia dan Pak Rohman , pihak mereka bahkan hanya mengetahui bahwa alat tersebut rusak dan belum mengetahui bahwa alat tersebut sudah baik namun belum diuji coba. Pihak perwakilan humas pun menjelaskan bahwa proses perbaikan alat ini harus mendatangkan teknisi dari luar pulau, mereka juga menyebutkan bahwa spare part untuk alat inipun harus melaluli tahap indent . 


Saat disinggung mengenai kapan terakhir kali tim SPI ( Satuan Pengawas Internal ) rumah sakit melakukan audit , tersirat ada kebingungan untuk menjelaskan mengenai kapan rumah sakit terakhir kali diaudit. 


Pihak perwakilan humas rumah sakit yang diwakilkan oleh ibu Muthia dan pak Rohman menjelaskan bahwa terakhir kali tim SPI ( Satuan Pengawas Internal ) mengaudit terkait layanan pada bulan Juli tahun 2022. 


Padahal, tugas utama tim SPI yang dibentuk berdasarkan keputusan Direktur Nomor 821/9349-TU/RSAS/2016 tanggal 28 Juli 2016 salah satunya adalah melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian pengelolaan, pemantauan efektivitas dan efisiensi sistem dan prosedur, dalam bidang keuangan, operasi dan pelayanan, pemasaran, sumber daya manusia, dan pengembangan. 



Sampai berita ini diturunkan, belum bisa menemui tim SPI karena yang bersangkutan tidak ada ditempat.(mediawarta.net/tim)

Related Posts

There is no other posts in this category.